Viewers

Jumat, 31 Maret 2017

Alasan Rerangka Konseptual FASB menjadi suatu Model Perekayasaan Pelaporan Keuangan?

Rerangka Konseptual FASB menjadi suatu model dari perekayasaan pelaporan keuangan

Telah disinggung pada bab 3 buku Teori Akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan karya Suwardjono mengenai bab perekayasaan pelaporan keuangan. Dan disini penulis ingin berbicara rerangka konseptual versi FASB yang merupakan hasil perekayasaan pelaporan keuangan. Pengertian, kedudukan, fungsi, dan model rerangka konseptual FASB diwujudkan dalam seperangkat dokumen resmi yang disebut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC).
Model FASB dipilih karena memuat secara lengkap konsep utama yang dijelaskan yaitu tujuan pelaporan keuangan (bisnis dan nonbisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen-elemen statemen keuangan, dan pengukuran dan pengakuan. Dalam tujuan pelaporan keuangan sendiri awalnya menentukan  konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan pada statemen keuangan. Dan mengidentifikasi pihak yang dituju dan berkepentingan, pelaporan keuangan dapat memberikan informasi guna memenuhi kebutuhan kepada pihak yang dituju dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan pihak yang dituju atau pemakai informasi dikenal dua pendekatan yaitu pendekatan basis data, menguraikan pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set data untuk berbagai pemakai informasi statemen keuangan.
Pendekatan beda tujuan beda angka, pemakai memperoleh jenis statemen keuangan sendiri-sendiri. Jadi intinya pada pendekatan pertama kelompok pemakai 1 difokuskan sedangkan kelompok yang lain hanya sebagai penumpang pakai pelaporan keuangan, pendekatan kedua, kelompok pemakai ada pihak internal dan pihak eksternal sehingga laporan tidak harus bentuk statemen atau bisa dikatakan menggunakan media selain statemen keuangan. Perkembangan tujuan laporan keuangan pun mengalami evolusi karena pergeseran kesepakatan dalam hal kelompok siapa yang dituju yang nantinya berguna dalam pengambilan keputusan.
Perkembangan tujuan tersebut, salah satunya tujuan versi APB No. 4 yang hampir sama dengan rerangka konseptual yang diadopsi oleh IAI dideskripsikan oleh International Accouning Standard Committe (IASC). Sedangkan perkembangan tujuan pelaporan menurut FASB adalah penyusunan laporan keuangan berlandaskan pada aspek-aspek yaitu aspek lingkungan, aspek keterbatasan informasi, dan aspek fokus informasi. Dengan tujuan itu, FASB menyatakan secara tersirat bahwa sasaran pelaporan meliputi para pelaku dalam dunia bisnis dan nonbisnis. Ketiga aspek tersebut sebenarnya berkaitan dengan karakteristik kualitatif informasi.
Karakteristik kualitatif adalah tingkatan dasar untuk menentukan apakah informasi akan disajikan dalam bentuk statemen atau media lain. Atas dasar tujuan pelaporan dan kualitas informasi maka harus diketahui realitas dan disimbolkan secara tepat melalui elemen-elemen statemen keuangan. Elemen statemen sendiri meliputi informasi semantik yang berpaut dengan keputusan investasi dan kredit yaitu posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, kemampuan melaba, kemampuan menciptakan aliran kas, kinerja manajemen, dan pertanggungjawaban manajemen.
Informasi elemen statemen keuangan ditentukan apakah disajikan dalam bentuk statemen keuangan atau media lain statemen keungan diperlukan pengukuran. Harus memenuhi kriteria pengakuan seperti definisi, keterukuran, keberatan, keberpautan, dan keterandalan dalam lingkup kualitas informasi batas atas dan batas bawah. Lingkup pengukuran dan pengakuan dibatasi oleh statemen keuangan. Karena pada tingkat tertentu pelaporan keuangan menggunakan media selain statemen keuangan dapat dipaksakan pada standar akuntansi yang berlaku.
Karena investor dan kreditor dianggap berkepentingan dengan aliran kas masa datang, nilai sekarang dapat digunakan dalam pengukuran akuntansi untuk menentukan perbedaan ekonomik antara sehimpunan aliran kas masa datang. Tujuan nilai sekarang adalah untuk mengestimasi nilai wajar apabila jumlah rupiah harga pasar tidak teramati, namun bila tidak ada harga pasar bisa nilai sekarang untuk menentukan nilai wajar dan nilai sekarang harus digunakan prinsip-prinsip umum yang harus dipenuhi untuk menghasilkan nilai wajar yang valid.


Sabtu, 25 Maret 2017

Perekayasaan pelaporan keuangan
A. Proses Perekayasaan
1. Pengertian umum.
    Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi berfungsi untuk memberikan informasi keuangan yang disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara. Struktur akuntansi sendiri meliputi unsur-unsur yaitu pihak-pihak yang terlibat dan sarana-sarana yang membentuk struktur akuntansi.
    Perekayasaan akuntansi adalah proses penalaran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan mekanisma pelaporan keuangan suatu negara yang menunjang terwujudnya tujuan negara. Proses perekayasaan ini dasarnya adalah proses untuk menjawab pertanyaan mendasar, misalnya bagaimana kegiatan operasional perusahaan digambarkan dalam bentuk statemen keuangan sehingga orang yang dituju bisa membayangkan kegiatan tersebut tanpa harus langsung mengunjungi perusahaan.
2. Perekayasaan sebagai proses deduktif
    Penalaran dekdutif/normatif, menurut Hendrikan (1982) menyatakan bahwa ada langkah yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoritis akuntansi yaitu sebagai berikut:
a. Pernyataan postulat yang menjelaskan karakteristik unit-unit usaha dan lingkungannya.
b. Pernyataan mengenai tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat.
c. Evaluasi mengenai kebutuhan informasi bagi pihak yang dituju dan kemampuan pemakai untuk memahami, mengintrepestrasi, dan menganalisis informasi yang disajikan.
d. Penentuan apa yang harus dilaporkan.
e. Evaluasi mengenai pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasikan informasi perusahaan dan lingkungannya.
f. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha beserta lingkungannya.
g. Pengembangan dan menyusun pernyataan umum yang dituangkan dalam bentuk dokumen resmi yang menjadi pedoman penyusunan standar akuntansi.
h. Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau pinsip akuntansi berterima umum.

3. Aspek Semantik dalam Perekayasaan
    Aspek atau proses semantik dalam perekayasaan adalah memilih dan menyimbolkan objek-objek kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek statemen keuangan( aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, biaya, untung, rugi, investasi, distribusi, dan laba). Proses semantik dalam perekayasaan diantarannya adalah:

  • Analisis fisis Operasional perusahaan
  • Penyimbolan dalam bentuk elemen-elemen statemen keuangan
  • Aliran informasi atau hasil pengukuran
  • Sistem Informasi Akuntansi

4. Proses saksama
Berikut proses saksama yang dilakukan FASB dalam menyusun dokumen resmi:
a. Mengevaluasi masalah, dimana masalah tersebut dimasukkan dalam persidangan FASB.
b. Mengadakan riset dan analisis.
c. Menyusun dan mendistribusikan Memorendum Diskusi pada pihak yang berkepentingan.
d. Mengadakan dengar pendapat umum untuk membahas masalah yang ada pada Memorendum Diskusi.
f. Menerbitkans dan mempertimbangkan tanggapan publik Memorendum Diskusi.
g. Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan diberi nama Expposure Draft (ED) untuk memperoleh tanggapan publik 30 hari setelaah penerbitan.
h. Memutuskanis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
i. Memutuskan menerbitkan suatu statemen itu atau tidak.
j. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.

B. Konsep Informasi Akuntansi
    Salah satu kata kunci penting dalam definisi akuntansi adalah informasi keuangan. Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan pemakai dalam mengambil keputusan.

C. Rerangka Konseptual
     Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan kadang disebut sebagai seperangkat prinsip umum, seperangkat doktrin, atau suatu struktur konsep-konsep yang saling berhubungan.
1. Rerangka konseptual FASB.
     Terdapat:

  • Tujuan pelaporan keuangan (SFAC No. 1 dan SFAC No. 4)
  • Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No. 2)
  • Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No. 5 dan SFAC No. 7)
  • Elemen-elemen Statemen Keuangan (SFAC No. 6)
  • Dan berisi informasi lain-lain, media pelaporan keuangan lainnya, informasi pelengkap, dan penjelasan/catatan statemen keuangan

2. Rerangka konseptual versi IASC.
    Rerangka konseptual versi International Accounting Standards Committee (IASC) dan disebut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Konsep ini mirip dengan komponen konsep FASB, yaitu:

  • The objective of Financial Statements
  • Underlying Assumptions
  • Qualitate Characteristics of Financial Statement
  • The Elements of Financial Statements
  • Recognition of the Elements of Financial Statements
  • Measurement of the Elements of Financial Statements
  • Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit.

   Untuk komponen tujuan diatas IASC menyebutnya tujuan statemen keuangan berbeda dengan FASB yang menyebutnya tujuan pelaporan keuangan.
3. Aspek kependidikan
    Di bidang akademik, rerangka konseptual adalah materi yang sangat penting dalam pengajaran teori akuntansi yang memiliki dampak memajukan praktik akuntansi. Dengan memahami proses perakayasaan dan rerangka konseptual, mahasiswa dapat mengetahui mengapa standar akuntansi dipilih dan mahasiswa mampu mengimplementasikan keefektifan praktik akuntansi dalam mencapai tujuan pelaporan keuangan. Rerangka konseptual sebagai hasil perekayasaan harus selalu dievaluasi keefektifannya untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan.

D. Prinsip Akuntansi Berterima Umum
     Prinsip Akuntansi adalah segala pemikiran, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan teknik yang tersedia secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan. Dan Standar Akuntansi adalah konsep, teknik, metoda dan lainnya yang sengaja dipilih oleh badan penyusun standar untuk diberlakukan di suatu negara dalam bentuk dokumen resmi untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan negara. Jadi PABU adalah rerangka pedoman yang terdiri dari standar akuntansi maupun sumber-sumber lainnya yang diberlakukan secara resmi.
a. Rerangka prinsip akuntansi berterima umum versi APB:

  • Prinsip mendasar, yaitu prinsip tentang pengukuran dan pengakuan suatu elemen statemen keuangan atau objek pelaporan lainnya.
  • Prinsip operasi umum, yaitu penjelasan lebih lanjut dari prinsip mendasar.
  • Prinsip terinci, yaitu prinsip tentang pedoman teknis untuk melaksanakan prinsip mendasar dan prinsip operasi umum. 

b. Rerangka prinsip akuntansi berterima umum versi Rubin, bersumber pada tingkat keautoritatifan yang membentuk suatu hierarki yang dilukiskan sebagai lantai rumah bertingkat dengan fundasi berupa landasan konseptual. Tiap lantai menunjukkan tingkat keautoritatifan yang semakin keatas suatu sumber semakin berkurang tingkat keautoritatifan.
c. Rerangka prinsip akuntansi berterima umum versi SAS No. 69, yang mendeskripsikan GAAP sebagai dua hierarki pararel, satu untuk kepemerintahan dan yang lain untuk nonkepemerintahan.
d. Rerangka prinsip akuntansi berterima umum versi SPAP, bermakna bahwa PABU hanya dibatasi untuk entitas nonkepemerintahan sehingga ukuran kewajaran penyajian statemen keuangan untuk entitas kepemerintahan belum jelas.

E. Pedoman PABU
    Sebagai rerangka pedoman, PABU harus menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu objek yang harus dilaporkan, diantaranya:

  • Definisi, yaitu PABU memberi batasan atau definisi terhadap objek-objek statemen keuangan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengklasifikasian oleh penyusunan.
  • Pengukuran/penilaian, yaitu menentukan jumlah rupiah yang harus melekat pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan.
  • Pengakuan, yaitu pengakuan yang berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau tidak.
  • Penyajian dan Pengungkapan. Penyajian adalah mengenai cara-cara melaporkan elemen pos dalam statemen keuangan agar elemen pos tersebut cukup informatif. Pengingkapan, yaitu cara pempublikasian penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai.

F. Autoritas Rerangka Konseptual
    Rerangka konseptual dirancang untuk masa depan, penyusunannya terkadang tidak memperhatikan standar akuntansi yang berlaku saat itu. Oleh karena itu, kedudukan atau autoritas rerangka konseptual ditetapkan dengan kehati-hatian oleh FASB dalam setiap pernyataan konsepnya.

G. Struktur Akuntansi
     Pengertian akuntansi dan teori akuntansi baik dalam artian luas atau sempit dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang disebut struktur akuntansi. Dan struktur akuntansi sendiri memberi manfaat pada berbagai bidang diantarannya:
a. Bidang Studi, pada bidang studi struktur akuntansi dapat dijadikan suatu rerangka untuk menyusun kurikulum progam studi akuntansi.
b. kerjag Profesi, pada bidang ini struktur akuntansi dapat menggambarkan kesempatan kerja/berkarier bagi mereka yang menguasai pengetahuan akuntansi.
c. Fungsi Auditor Independen (akuntan publik), pada fungsi ini peran auditor independen untuk mengaudit statemen keuangan apakah sudah benar sesuai dengan PABU.

Sabtu, 18 Maret 2017


Tugas 1 
Bab Penalaran
Penalaran adalah pengetahuan atau wawasan membangun prinsip-prinsip berpikir logis sebagai basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran berisikan unsur dan struktur penalaran, melalui diantaranya asersi, keyakinan, dan argumen. Asersi adalah penegasan makna tentang sesuatu atau realitasnya dalam susunan kalimat, seperti manusia adalah makhluk sosial, semua binatang menyusui mempunyai paru-paru, dan beberapa obat batuk menyebabkan kantuk. Asersi terdapat pengkuantifikasi digolongkan menjadi semua (all), tidak ada (no), dan beberapa (some). Asersi yang mengandung pengkuantifikasi semua (all) dan tidak ada (no) merupakan asersi universal. Sedangkan asersi lainnya disebut spesifik jika pengkuantifikasi beberapa (some).
Dalam asersi, perlu dibedakan penggunaan kata non dan nir. Non berarti bukan, bersifat komplementer dan dapat bermakna orientasi. Nir berarti tanpa, tidak harus bersifat komplementer maupun orientasi. Pembahasan terkait keyakinan, yaitu keyakinan terhadap asersi merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi tersebut benar. Sifat asersi menentukan mudah-tidaknya keyakianan seseorang dapat diubah melalui penalaran, diuraikan sebagai berikut:
  1. Keadabenaran suatu asersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari atau sumber asersi itu sendiri.
  2. Bukan menjadi pendapat, pendapat atau opini adalah asersi yang tidak dapat ditentukan benar atau salah karena berkaitan dengan kesukaan atau selera. Berbeda dengan keyakinan, berpendapat secara logika dan tidak dapat ditentukan.
  3. Bertingkat, tingkat keyakinan ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi.
  4. Berbias, dalam menilai secara logis suatu asersi seseorang harus bersifat objektif dengan pikiran terbuka.
  5. Bermuatan nilai, nilai keyakinan adalah tingkat penting atau tidak suatu keyakinan perlu dipegang oleh seseorang.
  6. Berkekuatan, kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang diletakkan seseorang pada kebenaran suatu asersi.
  7. Berketertempaan, ketertempaan berkaitan dengan gampang atau tidak keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan.
Argumen adalah bagian penting dalam pengembangan pengetahuan. Agar memberi keyakinan, argumen harus dievaluasi kelayakan atau validitasnya.
Jenis-jenis argumen
Argumen diklasifikasi menjadi beberapa sebagai berikut:
  • Argumen deduktif disebut juga argumen logis adalah argumen yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan/dideduksi dari asersi-asersi lain. Salah satu bentuk penalaran deduktif yaitu silogisma. Silogisma terdiri atas tiga komponen, seperti premis major, premis minor, dan konklusi. Penalaran deduktif ada tiga tahapan adalah penentuan pernyataan umum yang menjadi basis penalaran, penerapan konsep umum kekhusus yang dihadapi, dan penarikan simulan secara logis. Evaluasi pada penalaran deduktif terdapat kriteria-kriteria, yang diantaranya yaitu kelengkapan, kejelasan, dan keshahihan. Kriteria kelengkapan dan kejelasan diperlukan untuk memenuhi validitas logis argumen. Dan kriteria keshahihan diperlukan untuk kebenaran empiris dalam argumen.
  • Argumen induktif adalah penalaran berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir ke pernyataan umum atau disebut generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Bentuk penalaran indutif yaitu argumen dengan analogi adalah penalaran yang menurunkan konklusi atas dasar kesamaan sifat, pola, fungsi, atau hubungan unsur suatu objek yang disebutkan dalam suatu asersi. Dan bentuk yang lain yaitu argumen sebab akibat adalah hubungan penyebaban biasanya dinyatakan dalam strutur “X menghasilkan Y” atau “X memaksa Y terjadi” atau “X menyebabkan Y terjadi” atau “Y terjadi akibat X”. Kriteria argumen ini ada tiga yaitu (1) C dan Z bervariasi bersama. bila C berubah, Z juga berubah. (2) perubahan C terjadi sebelum atau mendahului perubahan Z terjadi. (3) tidak ada faktor lain selain C yang mempengaruhi perubahan Z. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tertentu.
  • Kecohan adalah suatu asersi yang nyatanya membujuk dan dianut banyak orang seharusnya tidak karena argumen yang diajukan mengandung cacat maka pasti terjadi kesalahan. Bentuk kecohan ada dua yaitu stratagem dan salah nalar. Stratagem adalah pendekatan atau prosedur-prosedur untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara lain selain dari menyatakan argumen valid atau masuk akal. Dalam diskusi atau perdebatan stratagem ada beberapa yaitu
    • Persuasi tak langsung
    • Membidik orangnya
    • Menyampingkan masalah
    • Misrepresentasi
    • Imbauan cacah
    • Imbauan Autoritas
    • Imbauan Tradisi
    • Dilema semu
    • Imbauan emosi
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan simpulan sehingga simpulan menjadi salah atau tidak valid. Berikut dalam diskusi atau perdebatan salah nalar ada beberapa yaitu:
  • Menegaskan konsekuen
  • Menyangkal anteseden
  • Pentaksaan
  • Perampatan lebih
  • Parsialitas
  • Pembuktian dengan analogi
  • Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban
  • Menarik simpulan pasangan
Ada beberapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang dalam penalaran atau pengembangan ilmu, yang diantaranya:
  • Penjelasan sederhana.
Keinginan manusia untik mendapatkan penjelasan menjadikan orang merasa puas dengan penjelasan sederhana yang diitawarkan.
  • Kepentingan mengalahkan nalar
Kepentingan untuk menjaga harga diri individu atau kelompok menyebabkan orang berbuat yang tak masuk akal.
  • Sindroma tes kilnis
Suatu perasaan takut mengetahui kebenaran gagasan karena munculnya suatu pemikiranbaru.
  • Mentalitas Djoko Tingkir.
Budaya Djoko Tingkir yang menggambaarkan lingkungan akademik atau profesi seperti perbuatan Djoko Tingkir yang dulu berbuat tidak terpuji diubah terpuji karena untuk menghormatinya yang bakal jadi raja.
  • Merasionalkan daripada menalar
Sikap merasionalkan muncul karena keterbatasan pengetahuan orang yang bersangkutan dalam topik yang dibicarakan tetapi orang tersebut tidak mengetahuinya.
  • Persistensi.
Suatu sikap berpegang teguh pada keyakinan yang melekat pada dirinya sehingga sulit melepaskan keyakinannya meski ada keyakinan yang lebih kuat menunjukkan keyakinannya tersebut salah.