Viewers

Sabtu, 18 Maret 2017


Tugas 1 
Bab Penalaran
Penalaran adalah pengetahuan atau wawasan membangun prinsip-prinsip berpikir logis sebagai basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran berisikan unsur dan struktur penalaran, melalui diantaranya asersi, keyakinan, dan argumen. Asersi adalah penegasan makna tentang sesuatu atau realitasnya dalam susunan kalimat, seperti manusia adalah makhluk sosial, semua binatang menyusui mempunyai paru-paru, dan beberapa obat batuk menyebabkan kantuk. Asersi terdapat pengkuantifikasi digolongkan menjadi semua (all), tidak ada (no), dan beberapa (some). Asersi yang mengandung pengkuantifikasi semua (all) dan tidak ada (no) merupakan asersi universal. Sedangkan asersi lainnya disebut spesifik jika pengkuantifikasi beberapa (some).
Dalam asersi, perlu dibedakan penggunaan kata non dan nir. Non berarti bukan, bersifat komplementer dan dapat bermakna orientasi. Nir berarti tanpa, tidak harus bersifat komplementer maupun orientasi. Pembahasan terkait keyakinan, yaitu keyakinan terhadap asersi merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi tersebut benar. Sifat asersi menentukan mudah-tidaknya keyakianan seseorang dapat diubah melalui penalaran, diuraikan sebagai berikut:
  1. Keadabenaran suatu asersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari atau sumber asersi itu sendiri.
  2. Bukan menjadi pendapat, pendapat atau opini adalah asersi yang tidak dapat ditentukan benar atau salah karena berkaitan dengan kesukaan atau selera. Berbeda dengan keyakinan, berpendapat secara logika dan tidak dapat ditentukan.
  3. Bertingkat, tingkat keyakinan ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi.
  4. Berbias, dalam menilai secara logis suatu asersi seseorang harus bersifat objektif dengan pikiran terbuka.
  5. Bermuatan nilai, nilai keyakinan adalah tingkat penting atau tidak suatu keyakinan perlu dipegang oleh seseorang.
  6. Berkekuatan, kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang diletakkan seseorang pada kebenaran suatu asersi.
  7. Berketertempaan, ketertempaan berkaitan dengan gampang atau tidak keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan.
Argumen adalah bagian penting dalam pengembangan pengetahuan. Agar memberi keyakinan, argumen harus dievaluasi kelayakan atau validitasnya.
Jenis-jenis argumen
Argumen diklasifikasi menjadi beberapa sebagai berikut:
  • Argumen deduktif disebut juga argumen logis adalah argumen yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan/dideduksi dari asersi-asersi lain. Salah satu bentuk penalaran deduktif yaitu silogisma. Silogisma terdiri atas tiga komponen, seperti premis major, premis minor, dan konklusi. Penalaran deduktif ada tiga tahapan adalah penentuan pernyataan umum yang menjadi basis penalaran, penerapan konsep umum kekhusus yang dihadapi, dan penarikan simulan secara logis. Evaluasi pada penalaran deduktif terdapat kriteria-kriteria, yang diantaranya yaitu kelengkapan, kejelasan, dan keshahihan. Kriteria kelengkapan dan kejelasan diperlukan untuk memenuhi validitas logis argumen. Dan kriteria keshahihan diperlukan untuk kebenaran empiris dalam argumen.
  • Argumen induktif adalah penalaran berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir ke pernyataan umum atau disebut generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Bentuk penalaran indutif yaitu argumen dengan analogi adalah penalaran yang menurunkan konklusi atas dasar kesamaan sifat, pola, fungsi, atau hubungan unsur suatu objek yang disebutkan dalam suatu asersi. Dan bentuk yang lain yaitu argumen sebab akibat adalah hubungan penyebaban biasanya dinyatakan dalam strutur “X menghasilkan Y” atau “X memaksa Y terjadi” atau “X menyebabkan Y terjadi” atau “Y terjadi akibat X”. Kriteria argumen ini ada tiga yaitu (1) C dan Z bervariasi bersama. bila C berubah, Z juga berubah. (2) perubahan C terjadi sebelum atau mendahului perubahan Z terjadi. (3) tidak ada faktor lain selain C yang mempengaruhi perubahan Z. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tertentu.
  • Kecohan adalah suatu asersi yang nyatanya membujuk dan dianut banyak orang seharusnya tidak karena argumen yang diajukan mengandung cacat maka pasti terjadi kesalahan. Bentuk kecohan ada dua yaitu stratagem dan salah nalar. Stratagem adalah pendekatan atau prosedur-prosedur untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara lain selain dari menyatakan argumen valid atau masuk akal. Dalam diskusi atau perdebatan stratagem ada beberapa yaitu
    • Persuasi tak langsung
    • Membidik orangnya
    • Menyampingkan masalah
    • Misrepresentasi
    • Imbauan cacah
    • Imbauan Autoritas
    • Imbauan Tradisi
    • Dilema semu
    • Imbauan emosi
Salah nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan simpulan sehingga simpulan menjadi salah atau tidak valid. Berikut dalam diskusi atau perdebatan salah nalar ada beberapa yaitu:
  • Menegaskan konsekuen
  • Menyangkal anteseden
  • Pentaksaan
  • Perampatan lebih
  • Parsialitas
  • Pembuktian dengan analogi
  • Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban
  • Menarik simpulan pasangan
Ada beberapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang dalam penalaran atau pengembangan ilmu, yang diantaranya:
  • Penjelasan sederhana.
Keinginan manusia untik mendapatkan penjelasan menjadikan orang merasa puas dengan penjelasan sederhana yang diitawarkan.
  • Kepentingan mengalahkan nalar
Kepentingan untuk menjaga harga diri individu atau kelompok menyebabkan orang berbuat yang tak masuk akal.
  • Sindroma tes kilnis
Suatu perasaan takut mengetahui kebenaran gagasan karena munculnya suatu pemikiranbaru.
  • Mentalitas Djoko Tingkir.
Budaya Djoko Tingkir yang menggambaarkan lingkungan akademik atau profesi seperti perbuatan Djoko Tingkir yang dulu berbuat tidak terpuji diubah terpuji karena untuk menghormatinya yang bakal jadi raja.
  • Merasionalkan daripada menalar
Sikap merasionalkan muncul karena keterbatasan pengetahuan orang yang bersangkutan dalam topik yang dibicarakan tetapi orang tersebut tidak mengetahuinya.
  • Persistensi.
Suatu sikap berpegang teguh pada keyakinan yang melekat pada dirinya sehingga sulit melepaskan keyakinannya meski ada keyakinan yang lebih kuat menunjukkan keyakinannya tersebut salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar